Apakah Ayahmu Seperti Ini?

on Rabu, 12 Oktober 2011


Dalam suatu kereta seorang pemuda bertanya pada seorang bapak
disampingnya, "Jam berapa sekarang Pak ? "

Sungguh diluar dugaan , si Bapak diam saja , menoleh pun tidak. Mengira
sang bapak tidak mendengar, pemuda tsb. mengulanginya sampai 3 kali,
namun si Bapak diam tidak bergeming sedikitpun.

Merasa kesal , si pemuda akhirnya mencolek bapak tsb. dan berkata "Saya
heran mengapa bapak tidak menjawab pertanyaan saya ??, apa sih susahnya"
katanya sambil melengos.
Belum habis dia melengos, si bapak mulai berbicara "Bukannya saya nggak
mau menjawab, tapi nanti kalau saya jawab , kita pasti ngomong-ngomong
soal ini , soal itu , terus nanti kita jadi akrab"

Si pemuda melongo mendengar ceramah si bapak, " Lalu apa salahnya kalau
kita akrab ?"
Si bapak menjawab "Nanti anak gadis dan istri saya akan menjemput saya
di Gambir, kalau kita sudah akrab, nanti kita akan turun sama -sama ,
terus saya pasti memperkenalkan mereka sama kamu. Nah, istri saya tuh
orangnya baik sekali sama semua orang , nanti dia pasti menawarkan kamu
mampir kerumah, nanti kamu mandi dirumah saya, terus makan dirumah saya, kemudian kamu lama-lama bisa akrab dengan anak gadis saya dan kamu
bisa jadi pacar anak saya dan lama-lama kamu bisa jadi menantu saya."

Sang pemuda yang tadi sudah bingung sekarang makin bingung, lantas dia
bertanya "Terus apa hubungannya dengan pertanyaan saya yang pertama ?"
Sambil berdiri dengan lantang bapak tersebut menjawab "Masalahnya anak
muda, SAYA TIDAK MAU PUNYA MENANTU SEPERTI KAMU, JAM TANGAN AJA NGGAK
PUNYA , BAGAIMANA MAU MEMBAHAGIAKAN ANAK SAYA ?? "


::Berbagai Sumber::

Koin Penyok



Seorang lelaki berjalan tak tentu arah dgn rasa putus asa. Kondisi finansial keluarganya morat-marit.

Saat menyusuri jalanan sepi, kakinya terantuk sesuatu. Ia membungkuk dan menggerutu kecewa. “Uh, hanya sebuah koin kuno yg sudah penyok.” Meskipun begitu ia membawa koin itu ke bank.

“Sebaiknya koin in dibawa ke kolektor uang kuno,” kata teller itu memberi saran. Lelaki itu membawa koinnya ke kolektor. Beruntung sekali, koinnya dihargai 30 dollar.

Lelaki itu begitu senang. Saat lewat toko perkakas, dilihatnya beberapa lembar kayu obral. Dia pun membeli kayu seharga 30 dollar utk membuat rak buat istrinya. Dia memanggul kayu tersebut dan beranjak pulang.

Di tengah perjalanan dia melewati bengkel pembuat mebel. Mata pemilik bengkel sudah terlatih melihat kayu bermutu yg dipanggul lelaki itu. Dia menawarkan lemari 100 dollar utk menukar kayu itu. Setelah setuju, dia meminjam gerobak utk membawa pulang lemari itu.

Di tengah perjalanan dia melewati perumahan baru. Seorang wanita melihat lemari yg indah itu dan menawarnya 200 dollar. Lelaki itu ragu-ragu. Si wanita menaikkan tawarannya menjadi 250 dollar. Lelaki itupun setuju dan mengembalikan gerobaknya.

Saat sampai di pintu desa, dia ingin memastikan uangnya. Ia merogoh sakunya dan menghitung lembaran bernilai 250 dollar. Tiba-tiba seorang perampok keluar dari semak-semak, mengacungkan belati, merampas uang itu, lalu kabur.

Istrinya kebetulan melihat dan berlari mendekati suaminya seraya bertanya, “Apa yg terjadi? Engkau baik saja kan? Apa yg diambil oleh perampok tadi?”

Lelaki itu mengangkat bahunya dan berkata, “Oh, bukan apa-apa. Hanya sebuah koin penyok yang kutemukan tadi pagi”.

Demikianlah Allah telah mengatur hak-hak kita.... Bila kita sadar kita tak pernah benar2 memiliki apapun, kenapa saat kehilangan kita harus tenggelam dalam kepedihan yang berlebihan?
Bersyukurlah dgn apa yg kita miliki saat ini

::Sumber Milis::